Majas





Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), majas adalah cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain. Sedangkan menurut Tarigan, majas adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis.

Majas dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu:
1.    Majas sindiran
2.    Majas penegasan
3.    Majas pertautan
4.    Majas pertentangan
5.    Majas perbandingan

Majas Sindiran

1.        Ironi
Adalah majas sindiran berupa kata-kata yang bertentangan dengan yang dimaksud.
Contoh:
Santun sekali ucapanmu, apa tidak ada yang lebih kasar?
Maksud: ucapannya kasar, tidak santun.
2.       Sinisme
Merupakan majas sindiran yang lebih kasar daripada ironi.
Contoh:
Kamu itu memang perut karet, makanan apa pun ludes!
3.       Sarkasme
Sarkasme adalah majas sindiran yang sangat kasar, tak layak diucapkan, tidak sopan, menyakitkan telinga.
Contoh:
Kamu itu tak ubahnya musang berbulu domba!

Majas Penegasan

1.        Pleonasme
Adalah majas yang menambahkan keterangan atau kata yang sudah jelas sehingga terkesan berlebihan.
Contoh:
Mereka naik ke atasa bukit sambil bernyanyi riang.
2.        Repetisi
Adalah majas yang mengulang-ulang kata dalam kalimat untuk menegaskan maksud.
Contoh:
Sekali merdeka, tetap merdeka!
3.       Paralelisme
Merupakan majas yang menggunakan kata-kata secara berulang-ulang. Jika yang diulang kata di awal kalimat dinamakan anafora sedangkan jika di akhir kalimat di namakan epifora.
Contoh:
Anafora
Kucari kau dalam took
Kucari kau karena aku cemas
Kucari kau karena aku saying
Kucari engkau karena kaya mesti diganyang

Epifora
Baru ku mengerti indahmu, karena ku cinta dirimu
Ku marah dengan kelakuan nakalmu, karena ku cinta dirimu
Kini ku cemaskan dirimu, karena ku cinta dirimu
4.       Tautologi
Adalah majas yang mengulang suatu hal agar maknanya lebih mendalam. Majas tautologi biasanya menggunakan kata yang bersinonim.
Contoh:
Mereka riang gembira mendengar hasil ujiannya sangat bagus.
5.       Klimaks
Merupakan majas yang menyatakan beberapa hal secara berturut-turut, makin lama makin meningkat (naik).
Contoh:
Pada mulanya ia mengeluh, kemudian merintih, lalu menangis, akhirnya menjerit kesakitan.
6.       Antiklimaks
Merupakan majas yang menyatakan beberapa hal secara berturut-turut, makin lama makin menurun (lemah).
Contoh:
Mulai dari mobil, motor, becak sampai sepeda harus mengikuti aturan berlalu lintas.
7.       Koreksio
Majas ini dipakai untuk menarik perhatian dengan cara meralat kesalahan yang sebenarnya disengaja.
Contoh:
Dia itu pamanku, oh, bukan, maksudku ia itu bapakku.
8.       Preterito
Digunakan untuk menarik perhatian dengan menyembunyikan sesuatu yang seolah-olah dirahasiakan.
Contoh:
Saya tidak akan membuka rahasianya kalau sebenarnya ia anggota geng motor.
9.       Enumerasio
Adalah majas di mana setiap keadaan atau suasana dilukiskan secara terpisah-pisah agar keadaan lebih terang,  bergerak, dan hidup.
Contoh:
Awannya tebal bergerak. Angin bertiup kencang. Lambat laun hujan turun. Petir seperti membelah lembah itu.
10.    Eksklamasio
Adalah majas yang menggunakan kata seru sebagai penegas.
Contoh:
Wah, indah sekali pemandangannya!
11.    Asindenton
Adalah majas yang menyebutkan beberapa hal secara berturut-turut tanpa menggunakan kata penghubung.
Contoh:
Kepala sekolah, guru, pegawai TU, siswa harus mengikuti upacara bendera.
12.    Polisindenton
Merupakan majas yang memperbanyak kata penghubuing dalam sebuah kalimat.
Contoh:
Ia benar-benar lupa dengan rumah dan ladangnya, istri dan anaknya, hak dan kewajibannya.

Majas Pertautan

1.       Alusio
Merupakan majas yang menggunakan kata yang berkaitan dengan peristiwa umum yang terjadi atau menggunakan peribahasa yang telah umum dan diperkirakan semua orang telah memahami maknanya sehingga tidak perlu disesali.
Contoh:
Hati-hati jangan sampai peristiwa seperti G 30 S PKI terulang lagi.
2.        Metonimia
Adalah majas yang menggunakan kata yang berkaitan dengan hal-hal atau merk dagang sebuah benda.
Contoh:
Ia sedang menyedot Coca-Cola. (minuman)
3.       Pars pro toto
Adalah majas yang menyebutkan suatu maksud dengan menyebutkansebagian untuk keseluruhan.
Contoh:
Pak Komar membeli tiga ekor kambing.
4.       Totem pro parte
Adalah majas yang menyebutkan suatu maksud dengan menyebut keseluruhan untuk sebagian.
Contoh:
SMKN 6 Jakarta menjuarai lomba desain grafis.
5.       Eufemisme
Majas yang menggunakan kata yang berkaitan dengan kesopanan atau kata-kata pantang.
Contoh:
Putra Bapak ketinggalan dalam bidang akademik. (bodoh)
6.       Antonomasia
Adalah majas yang menyatakan suatu hal menjadi pengganti yang diterangkandijulukkan.
Contoh:
Nah, itu dia, Si Cebol datang.

Majas Pertentangan

1.       Hiperbola
Adalah majas yang menyatakan hal dengan cara berlebihan.
Contoh:
Suaranya membahana membelah angkasa.
2.       Litotes
Merupakan majas yang mengungkapkan suatu maksud secara berlawanan untuk merendahkan diri atau menghormati agar terasa lebih sopan.
Contoh:
Silakan mampir ke gubuk kami.
3.       Oksimoron
Adalah majas yang mengungkapkan dua maksud yang berlawanan di dalam sebuah kalimat.
Contoh:
Setelah menikah mereka berbahagia, tetapi juga menderita.
4.       Kontradiksi intermesis
Merupakan majas yang menunjukan adanya pertentangan dengan apa yang telah disebut sebelumnya.
Contoh:
Semua warga sudah bertransimgrasi, kecuali keluarga Bapak Renggo.
5.       Antitesis
Merupakan majas yang menggunakan paduan kata yang berlawanan agar orang memerhatikan kedua bagian yang dipertentangkan.
Contoh:
hidup dan mati adalah takdir Tuhan
6.       Paradoks
Merupakan majas yang seolah-olah mengandung pertentangan, tetapi sebenarnya tidak karena objek keadaan yang dipertentangkan memang berbeda.
Contoh:
Walaupun tinggal di kota besar yang ramai, didirku merasa kesepian.
7.       Anakronisme
Merupakan majas yang menunjukan adanya hal yang tidak mungkin terjadi mengingat perkembangan sejarah (menyatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan zamannya).
Contoh:
Begitu lahir, ia langsung menanggil ibunya.

Majas Perbandingan

1.       Asosiasi/perumpamaan
Adalah majas yang memberikan perbandingan terhadap suatu hal yang sudah disebutkan dengan menggunakan kata pembanding, yaitu seperti, bagaikan, laksana, bak.
Contoh:
Mukanya pucat bagaikan bulan keisangan.
2.       Simile
Adalah majas yang membandingkan dua hal yang hakikatnya bberbeda tetapi dianggap sama dengan menggunakan perbandingan secara eksplisit.
Contoh:
Di tengah sunyi menderu rinduku.
3.       Metafora
Adalah majas yang membandingkan dua hal karena adanya kesamaan sifat.
Contoh:
Padi menguning keemasan.
4.       Alegori
Adalah majas yang mekai perbandingan langsung atau utuh, keudanya bertautan langsung.
Contoh:
Hati-hatilah Anda beruda dalam mengarungi samudra yang penuh bahaya, gelombang, topan, dan badai.
5.       Personifikasi
Adalah majas yang memberikan perbandingan dengan cara meletakan sifat-sifat insane (orang) pada benda mati.
Contoh:
Sinar mentari masuk lewat celah dinding sempat mencubit kulitku.
6.      Tropen
Merupakan majas yang menggunakan kata-kata kias secara tepat atau sejajar dengan sesuatu yang dimaksud.
Contoh:
Pekerjaannya hanya mengukur jalan saja.

Semoga pembahasan ini dapat menambah pengetahuan kita tentang majas yang cukup banyak. utuk dapat  digunakan ketika kita berbahasa.


SUMBER:
Husin, Eni Rita Zahara. 2012. SPM Bahasa Indonesia SMK dan MAK. Erlangga. Jakarta

No comments:

Post a Comment